Hemat Energi dengan Arsitektur Hijau
Arsitektur
Bangunan – Keselarasan hidup manusia dan alam terangkum
dalam konsep arsitektur hijau. Konsep yang kini tengah digalakkan dalam kehidupan
manusia modern.
Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan
pada Arsitektur Bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi
lebih dari sebuah bangunan.
Dalam perencanaannya, harus meliputi
lingkungan utama yang berkelanjutan. “Untuk pemahaman dasar Arsitektur Bangunan
hijau (green architecture) yang berkelanjutan, di antaranya lanskap, interior,
dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan,.
Dalam perhitungan kasar, jika luas rumah
adalah 150 meter persegi, dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 100
meter persegi, maka sisa 50 meter lahan hijau harus digenapkan dengan
memberdayakan potensi sekitar. Nirwono mencontohkan, pemberdayaan atap menjadi
konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam,
melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur
hijau adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur
alami, dan pembangunan berkelanjutan.
“Arsitektur Bangunan hijau dipraktikkan
dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air, dan bahan-bahan, mereduksi
dampak bangunan terhadap kesehatan melalui tata letak, konstruksi, operasi, dan
pemeliharaan bangunan,” ulas Dr Mauro Rahardjo dari Feng Shui School Indonesia.
Secara matematis disebutkan, konsumsi
300 liter air harus dapat dikembalikan sepenuhnya ke tanah. Misalkan, air sisa
cuci sayur dapat digunakan untuk mencuci mobil. “Atau membuat sumur resapan dan
biopori.
Dalam hal estetika, Arsitektur Bangunan
hijau terletak pada filosofi merancang bangunan yang harmonis dengan
sifat-sifat dan sumber alam yang ada di sekelilingnya. Penggunaan bahan
bangunan yang dikembangkan dari bahan alam dan bahan bangunan yang dapat
diperbaharui.
Konsep arsitektur hijau sangat mendukung
program penghematan energi. Rumah
ala tropis dengan banyak bukaan, dibentuk untuk mengurangi pemakaian AC juga
penerangan. Namun, hal tersebut tidak akan berjalan mulus jika sekeliling rumah tidak asri. Bukaan banyak
hanya akan memasukkan udara panas dan membuat pemiliknya tetap memasang
pendingin ruangan.
Struktur bangunan di Jawa dan Irian,
jenis Arsitektur Bangunan tropis memanfaatkan bahan asli dari daerah tersebut.
Dengan segala keterbatasan, nenek moyang kita membangun rumah tepat daya dan guna.
Dari segi interior, arsitektur hijau
mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik,
dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang
sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta
saluran air bersih. Untuk mengatasi limbah sampah, lubang biopori dapat menjadi
solusi.